MARI BERBAGI, MEMBUAT HIDUP LEBIH BERARTI
>

03 Januari 2014

Catatan Perjalanan: HANOI dan HO CHI MIHN CITY

Melakukan perjalanan ke Vietnam Oktober 2013 lalu sesungguhnya tidak tercantum dalam agenda wisataku. Setidaknya tidak dalam waktu dekat. Awal Mei 2013 lalu baru ke Sydney dan Melbourne memenuhi undangan teman yang hendak pindah tugas ke negara lain, sementara Desember 2013 ada kegiatan keilmuan yang harus diikuti di Auckland, New Zealand. Beban pembiayaan perjalanan ke Melbourne dan Sydney saja sudah cukup membuat kondisi keuangan gonjang-ganjing mengingat semua hal serba mahal di Negara dengan biaya hidup termahal sedunia itu. Ditambah lagi dengan pembiayaan ke Auckland yang juga tidak kalah bikin kantong bolong! Meski untuk biaya pengingapan serta konsumsi dengan melakukan sejumlah strategi bisa dihemat, tapi biaya untuk tiket ke Auckland sulit disiasati. 13 jutaan per-orang! Padahal aku berangkat berdua bersama Fayyadh buah hatiku. Jadi bagaimana mungkin ada agenda ke Vietnam!

Tapi waktu ditawari seorang kawan ikut serta, godaannya benar-benar susah dilawan. Tour rombongan! FISIP UI pula! Pasti bakal berbeda dengan group wisata yang banyak ada. Juga menjadi menarik karena sebelumnya aku lebih sering bepergian sendirian atau dalam grup kecil: hanya aku dan anakku atau paling banyak dengan adik bungsuku yang juga senang bertualang. 


Selain itu mendatangi negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, perjalanan dengan group sepertinya pilihan yang tepat. Karenanya "tawaran" itu berhari-hari tak bisa hilang dari pemikiran. 

SubhanalLoh! Kita memang perlu selalu optimis dan bersangka baik pada yang "di atas", ya. Menjelang batas akhir pendaftaran, tahu-tahu saja ada sejumlah kemudahan yang memungkinkan aku dan anakku ikut serta, juga Rina anak kakak sepupuku. Maka kami pun berangkatlah. Maka acara menjelajahi Ho Chi Minh dan Hanoi pun terlaksanalah. Alhamdulillah. 

Berikut catatan perjalanan yang ingin kubagi, sebagai informasi jika suatu ketika sahabat blogger melakukan perjalanan serupa. Who knows???.

Ada banyak route perjalanan yang bisa dipilih jika hendak mengunjungi Vietnam. Ke Hanoi dulu diakhir dengan Ho Chi Minh (seperti yang kami lakukan), atau ke Ho Chi Minh dulu dan ditutup dengan Hanoi. Pilihan manapun tidak masalah, yang penting semua perlu disiapkan detail agar tak ada yang terlewat. Maklum perjalan dari satu tempat ketempat lain cukup memakan waktu, sehingga perlu menyiapkan itinerary yang cukup cermat. Dan berikut pilihan itenerary yang bisa dilakukan. Semoga bermanfaat...

HARI PERTAMA, Rabu 2 Oktober 2013, Bandara Soekarno Hatta:  

Peserta dan panitia TOUR VIETNAM FISIP UI 76 di CGK pagi itu semua ceria. Begitu juga kami bertiga: aku, Faydhurrahman Al Faydhadh anakku, dan Rina keponakanku. Kami akan mengawali perjalanan menuju Hanoi, berangkat dengan menggunakan Vietnam Air. 




Aku dan buah hatiku Fayyadh  bersiap-siap mengawali penjelahan ke Hanoi dan Ho Chi Min City. Ada yang tidak biasa. Kami bukan hanya pergi berdua atau bertiga dengan keponakan kadang dengan adikku, tapi bersama rombongan FISIP UI dan keluarga yang dikordinir oleh alumni FISIP UI angkatan 76. Tak tanggung-tanggung, 40 orang!  Seperti yang kuduga, menjadi acaara yang istimewa dan heboh punya! 
Trims ya sudah mengajak kami serta.
Berpose bersama sebagian peserta.
Tapi senyumnya kok cuma dikulum. Buncisnya mannnnnnna!






Ini dia yang punya gawe, FIS UI 76 

Tidak perlu  banyak orang ternyata, asal semua siap kerja ekstra. Panitia cuma berempat!

Setelah penerbangan selama 3 jam dengan Vietnam Air, akhirnya kami  mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Ho Chi Min. Waktu menunjukkan pukul 17.00 wib (sama dengan waktu setempat). Tapi masih harus bersabar, karena perjalanan belum selesai. Harus conecting flight ke Hanoi. Tambah dua jam lagi! Juga harus bergegas ambil bagasi dan pindah ke bandara domestik karena tenggat waktu tak banyak! Lumayan berkeringat!


Kayak orang minggat ya? Mazhabku memang agak sedikit tidak biasa buat para traveler, biar repot yang penting nggak ada yang tertinggal! Terutama perlengkapan Fayyadh anakku dan beberapa pekerjaanku yang sudah mendekati tenggat waktu. Maka buku cerita Fayyadh yang biasa dibaca menjelang tidur, mobil-mobilan, lego, serta biskuit kesukaannya ikut keangkut. Juga beberapa buku dan bahan laporan pekerjaanku.
Ups! Meski bergegas, action nggak ketinggalan!

Baru bener-bener sampai Hanoi, No Bai Internasional International Airport. 
Tapi masih harus bersabar karena satu jam-an baru sampai ke penginapan.




Akhirnya sampai juga pada agenda yang dinanti, makan malam, setelah perjalanan yang melelahkan, setelah semua kehebohan. Dan sudah pukul 10 malam, bo! Tapi ups, menunya nggak ada yang nyangkut dilidah nih! Oalaaaa, malam itu terpaksa mengganjal perut dengan beberapa potong biskuit yang kubawa dari tanah air, supaya bisa tidur nyenyak dan kembali mengumpulkan tenaga.



HARI KEDUA, 3 Oktober 2013, Hanoi, Vietnam:

Acara diawali dengan mengunjungi Ba Dinh Square, Museum Ho Chi Minh, dan One Pilar Pagoda. Mausoleum Ho Chi Minh (http://goseasia.about.com/od/hanoi/a/Ho-Chi-Minh-Mausoleum-Hanoi-Vietnam.htm) yang berada di Ba Dinh Square sayangnya tidak dapat dikunjungi karena sedang direnovasi, sehingga yang dilakukan hanya foto bersama.




Berpose dibelakang makam dan kalimat puja-pujaan bagi Ho Chi Min dan negeri Vietnam di Ba Dinh Square. Meski Ho Chi Min minta dikremasi dan abu jasadnya disebar di Vietnam Utara, tengah, dan Selatan sebagai simbol perdamaian; rakyat Vietnam memilih mengawetkan jasad Ho Chi Min  agar dapat terus dikunjungi. 
Cinta rakyat yang tak dibuat-buat.

Istana presiden yang tidak ditinggali Ho Chi Minh,lantaran ia memilih tinggal di rumah milik seorang pegawai pos. Istana ini akhirnya hanya digunakan
untuk menjamu tamu negara.
Ruang kerja Ho Chi Min, penuh dengan kesederhanaan.
Di bilik sederhana ini Ho Chi Minh biasa melepas
penatnya setelah seharian bekerja.
Tempat yang biasa digunakan untuk rapat saat dalam persembunyian.
Dibangun oleh para loyalis Ho Chi Minh
One Pillar Pagoda, pagoda yang dibangun oleh Raja Ly Thai Tong pada tahun 1049
untuk mewujudkan mimpinya. Sang raja dalam mimpinya melihat Bodhisattva duduk
di atas bunga lotus dan membawanya ke pagoda.
Berpose bersama peserta dan panitia dengan latar belakang istana
Setelah mengunjungi Museum Ho Chi Minh, acara dilanjutkan dengan mengunjungi Temple of Literature, yaitu kuil yang sekaligus menjadi universitas pertama di Vietnam.
Diibangun pada 1070, yaitu pada masa dinasti Raja Lý Nhân Tông. Berikut foto-fotonya.




Nama-nama lulusan pertama diabdikan di dalam monumen berbentuk kura-kura memanggul buku (kitab). Mengapa kura-kura? Karena fauna yang satu ini konon menjadi simbol keabadian. Unik ya? 
Gadis-gadis Vietnam dengan busana khasnya,
yang membuat tubuh mereka tampak lebih langsing. Ngiri deh :(

S
ebelum mengunjungi tempat kerajinan sulam dan sekaligus tempat memesan busana Vietnam yang dapat selesai dikerjakan hanya dalam waktu 6 jam, kami mampir sebentar ketepi danau Hoa Kim Lake yang berada ditengah kota, untuk mencari penganan dan mengambil beberapa foto.
Bertemu dengan penjaja penganan tradisional: Ubi, pisang, kacang rebus, nanas.
Maka kami pun berebutan membeli, sambil sesekali pasang aksi.



Di tempat kerajinan sulam, Hong Ngoc. Begitu banyak lukisan sulam menarik
yang dikerjakan oleh para penyandang disabilitas tersedia disini. Hanya harganya lumayan! Tak ingin mengatakan mahal mengingat proses pengerjaannya memang lumayan rumit. Satu sulaman bisa dua sampai tiga bulan! Jadi lebih tepat untuk mengatakan kalau harga tak sesuai dengan kantong! Sebagai contoh lukisan dengan ukuran sebesar buku gambar kecil, harganya antara 300ribu hingga 500ribu.
Yang agak besar bisa satu juta lebih. Bahkan ada yang dua juta-an. 
Hmmm. Na nga dong "Dong" nih (Dong nama mata uang Vietnam).
Semua bagus, harganya yang bikin bingung
Hwa, Tour Guide yang pandai berbagi cerita dengan informasi yang kaya.
Suasana saat makan siang.
Suaana penuh kehebohan saat di Bus, dalam perjalanan
menuju Ha Long Bay. Lima jam! Lumayan juga ya.


Disini akhirnya kami berlabuh malam itu, di Blue Diamond Hotel. Lumayan.
HARI KETIGA: 4 Oktober 2013, Ha Long Bay, Hanoi.
Diawali dengan kehebohan packing karena kami hanya semalam disini, 
berfoto ria di depan hotel, kegiatan kemudian dilanjutkan menuju Ha Long Bay.

Udah mati gaya nih! Tapi Fayyadh anakku terus memaksa memotret kami beraksi.
Menuju Ha Long Bay (warisan dunia yang diakui UNESCO pada 1994): 
Full activity mulai dari mendaki bukit Dong Thien Chung, menelusuri Dau Go Cave, hingga berbiduk mengitari pulau-pulau (lebih mirip batu-batu) yang adaFull Happy!
Berpose sejenak sebelum menuju kapal yang menghantarkan ke Ha Long Bay
Aku juga mau action, umiiii...
Suasana di dalam kapal, lengkap dengan 
jamuan makan siang
di cruise yang memikat dan nikmat.


Di atas kapal yang mengantar 
kami ke Ha Long Bay
Siap-siap menaiki bukit.
Ponakanku bergaya, tidak mau kalah. Boleh dong...



125 tangga ajjjjjaaaaaa....
Dau Go Cave dengan stalagtit dan stalagmit yang memikat
Berpose bersama di dalam goa.
Tak ada momen yang luput dari gaya!
Foto bersama dari atas bukit. Indah nian...







Kegiatan hari itu diakhiri dengan perjalanan menuju bandara Hanoi,
kembali menuju ke Saigon (Ho Chi Minh) & makan malam di rumah makan Indonesia,
lengkap dengan gayanya yang khas: lammma banget baru muncul :(
HARI KEEMPAT, 5 Oktober 2013, Ho Chi Minh:  
Diawali dengan city sight seeing Kota Ho Chi Minh, kegiatan utama hari ini mengunjungi bekas pertahanan Vietkong saat melawan digdaya Amerika, juga mencoba peruntungan memasuki Cuchi Tunnel (http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/01/03/menyelusuri-terowongan-bekas-perang-vietnam-di-cu-chi-tunnel-427605.html). Selain tentu saja belanja mencari oleh-oleh di Ben Than Market. Siiiiiip!
Konsep water front citynya dipake...
Sungai dibuat bersih dan jadi aset kota! Kapan ya kita buat serupa 
untuk Ciliwung kita. Dijamin bebas banjir, deh :)
Salah satu mesjid yang berhasil tertangkap kamera saya dari atas bus.
Di Ho Chi Minh konon ada tempat-tempat dimana 
komunitas muslim tinggal dan beraktifitas.
Salah satu taman kota peninggalan Prancis yang menjajah Vietnam
hingga 100 tahun. Konon ada banyak. Bersih dan apik. 
Motor yang menyemut, nggak di Hanoi, 
nggak di Ho Chi Minh. Serasa dinegeri dewek deh
















Taman lagi, dan foto Ho Chi Minh.
Simbol-simbol kapitalis semisal mall terlihat dimana-mana. Jadi bedanya negeri komunis dengan kapitalis apa ya? Beti (beda-beda tipis) aja gitu? Jadi penasaran dan pengen tahu, seperti apa peran mall di negera-negara komunis? 
Waduh, bisa jadi topik riset menarik ;)





Setelah keliling kota, kami bergerak ke Cu Chi Tunnel & Tempat Persembunyian Vietkong


Fayyadh anakku di tempat masuk menuju lokasi,
beraksi dengan gayanya sendiri. Apa yang kau pikirkan nak? Yang pasti Fayyadh yang paling tidak sabar. Cerita perang baginya selalu saja sangat menarik! Bawaan orok ya ;)
Jalan masuk menuju lokasi
Jokohi sang tour guide beratraksi memperagakan bagaimana
tentara Vietkong bersembunyi dari kejaran tentara Amerika.
Siapa kira dibawahnya ada orang bersembunyi? Tapi berapa lama
bisa bertahan/ Menghirup udara dari mana?
Salah satu contoh ranjau

Rumah sakit di dalam hutan! Kadang harus siap mengoperasi
 tentara vietkong yang luka parah. Hmmmm
Keluar dari chuchi tunnel. Tetap senyum, tetap happy...
Menikmati singkong rebus dan teh tawar yang disuguhi, di akhir kunjungan. 
Mampir Hard Rock Cafe. 




Nasi kuning, hijau, coklat, sepertinya memikat.
Tapi tidak berani mencoba karena khawatir tentang halal tidaknya. 

Lebih baik hati-hati dari pada menyesal nanti, ya...
Ben Than Market, Tanah Abangnya Ho Chi Minh. Murah-meriah dan buka sampai malam. Lumayan sebagai alternatif tempat beli oleh-oleh



Farewell party dan diner di cruise yang penuh kesan itu...









Diawali dengan sambutan ketua panitia...




Peserta mengerjai panitia atau panitia menghibur peserta? Mana saja bolehlah...


Indonesia punya tari piring, disini ada tari mangkok. Boleh juga, seru!





HARI KELIMA 6 Oktober 2013, Ho Chi Minh: 
Akhirnya waktu pulang datang juga. Kembali ke Jakarta, kembali keaktifitas semula. Membawa banyak kenangan, juga aneka kebaikan yang mendewasakan. Membuat kelelahan yang dirasa, jadi tidak sia-sia. Alhamdulillah...



Di Bandara Ho Chi Minh, siap-siap menuju Jakarta. Pulang! Membawa aneka cerita tak terlupa. Sampai jumpa didestinasi berikutnya...







Bye-bye, silakan membaca artikel berikut ini: 
cara membuat  tampilan blog menarik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan komentar anda untuk memperkaya wacana