MARI BERBAGI, MEMBUAT HIDUP LEBIH BERARTI
>

19 April 2010

Puisi: PAK TANI


"Sawah itu tidak lagi menjadi milik mereka. Sebagian menjadi kuli ditanah milik sendiri, yang lain benar-benar menjadi kuli sejati... Tidak mungkin berharap kesejahteraan. Karena bertani tak lebih dari sekedar menyambung kehidupan...."





Tahu bagaimana mereka bekerja?
Mengumpul asa
dari bulir padi yang kecil tak diperhitungkan,
bak atom,
bak ketiadaan
Sedikit-sedikit hingga jadi bukit
hingga cukup untuk anak bini,
untuk hidup layak tak mesti berlebih

Kulihat mereka berjajar dipesawahan
kulit legam terbakar siang
tak beralas kaki tampak buruk tak berketentuan
tak kan dilirik sebagai pangeran impian

Keringat mereka keluar berebutan
dari rongga kesusahan
bersenyawa menjadi ruh kehidupan
hari-hari mereka yang muram tak berpengharapan
Bukan sepekan, bukan sebulan,
Tapi sepanjang peradaban

Kita bicarakan mereka tak berkesudahan
Ditempat mentereng lagi hotel berbintang
Di forum-forum terhormat dengan para pejabat,
di tempat berkumpul para cerdik-cendekia,
orang-orang berpengaruh dan penentu dunia

Tapi kita pakai logika dan otak penjajah
Hingga miskin terus saja jadi masalah,
Tak pernah selesai atau memang tak ingin diselesaikan?
Biar kita bisa kembali berkumpul dan berbincang
Biar lebih banyak lagi uang dan kehormatan,
Biar makin kaya teori kita yang tak pernah terpuaskan
atau biar terus bertambah gelar ilmiah yang kita hasilkan?

Padahal yang mereka perlu cuma kerelaan
agar keserakahan segera kita tinggalkan,
Kitalah pencipta kemalangan yang mereka deritakan
Kemiskinan adalah buah ketamakan!

Jadi yang mereka perlu cuma satu:
agar kita mau berbagi,
agar kita mau berhenti,
mau kenyang,
mau tak terus menumpuk,
mau melupakan keperluan anak cucu tujuh turunan,
yang selalu kita jadikan alasan
mau mengurangi ambisi dan kepongahan,
mau meraba sakit yang mereka rasakan

jadi yang mereka perlu cuma keikhlasan,
cuma hati dan nurani yang tak menyimpan
kepura-puraan apalagi kebusukan
cuma itu…


@ Kebumen, 16 Ags 2009